Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengganti Busi Kendaraan?
Melakukan perawatan rutin merupakan salah satu langkah yang
perlu diperhatikan bagi para pemilik kendaraan, salah satunya sepeda motor.
Jangan sampai motor justru membuat repot, lantaran mendadak mogok saat
digunakan.
Salah satu elemen penting yang kerap diabaikan performanya ialah busi. Padahal, busi merupakan elemen penting dari sebuah kendaraan bermotor, karena memiliki fungsi sebagai pematik api di dalam ruang pembakaran motor.
Salah satu elemen penting yang kerap diabaikan performanya ialah busi. Padahal, busi merupakan elemen penting dari sebuah kendaraan bermotor, karena memiliki fungsi sebagai pematik api di dalam ruang pembakaran motor.
Jika rusak, dipastikan mesin motor tidak akan menyala. Nah,
sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan penggantian busi?
Dilansir WeloveHonda, Kamis 30 April 2015, penggantian busi dianjurkan dilakukan setiap motor telah menempuh jarak sekira 8 ribu kilometer.
Anjuran itu dinilai beralasan, lantaran kinerja bunga api busi setelah 8 ribu km akan menurun. Jika sudah begitu, motor pasti akan terasa tersenggal-senggal karena pasokan percikan api yang berkurang.
Dari perangkat ini pula kondisi motor sebenarnya dapat diketahui apakah dalam keadaan sehat atau tidak. Jika warna elektroda kecokelatan/merah bata tandanya pembakaran optimal. Anda tak perlu khawatir. Namun, jika warna elektroda menghitam, tanda campuran udara dan bensin tidak seimbang. Lebih banyak bensinnya alias terlalu kaya. Efeknya, konsumsi bahan bakar meningkat, alias boros.
Kemudian, kalau warna elektroda memutih, tanda kalau campuran udara dan bensin lebih banyak udaranya. Efeknya, motor bakalan lebih cepat panas. Kalau mesin kepanasan, tidak bagus buat daya tahan komponen di dalam mesin. Jadi cepat rusak.
Dilansir WeloveHonda, Kamis 30 April 2015, penggantian busi dianjurkan dilakukan setiap motor telah menempuh jarak sekira 8 ribu kilometer.
Anjuran itu dinilai beralasan, lantaran kinerja bunga api busi setelah 8 ribu km akan menurun. Jika sudah begitu, motor pasti akan terasa tersenggal-senggal karena pasokan percikan api yang berkurang.
Dari perangkat ini pula kondisi motor sebenarnya dapat diketahui apakah dalam keadaan sehat atau tidak. Jika warna elektroda kecokelatan/merah bata tandanya pembakaran optimal. Anda tak perlu khawatir. Namun, jika warna elektroda menghitam, tanda campuran udara dan bensin tidak seimbang. Lebih banyak bensinnya alias terlalu kaya. Efeknya, konsumsi bahan bakar meningkat, alias boros.
Kemudian, kalau warna elektroda memutih, tanda kalau campuran udara dan bensin lebih banyak udaranya. Efeknya, motor bakalan lebih cepat panas. Kalau mesin kepanasan, tidak bagus buat daya tahan komponen di dalam mesin. Jadi cepat rusak.
Mau Aman Bermotor? Cek Tekanan Angin Ban Seminggu Sekali
Tekanan ban yang sesuai juga memegang peranan penting. Disarankan, tekanan
ban harus disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan motor.
Country Sales & Marketing 2Wheels Division PT Michelin Indonesia, Bayu Surya Pamugar Sugeng mengatakan, tekanan angin yang berlebihan membuat fungsi ban hilang. Sebab, karet ban akan merenggang karena ban berkembang tidak seharusnya.
"Tekanan angin penting untuk keamanan. Tekanan angin yang berlebihan membuat fungsi ban hilang. Karena dia memaksa karet ban berkembang tidak seharusnya. Sehingga kan dia menarik komponen yang sebenernya tidak didesain seperti itu," jelas Bayu.
Sebaliknya, tekanan angin yang kurang juga membuat ban tidak berumur panjang. Gesekan ban dengan tekanan angin yang kurang akan lebih besar.
"Kalau tekanan angin yang kurang itu membuat ban cepat habis. Karena dia lebih ketekan ke bawah. Makanya saran kita, seberapa pun bagus ban kalau tidak sesuai tekanannya itu tidak akan berfungsi maksimal," katanya.
Nah, Bayu juga menyarankan, tekanan angin harus dicek secara rutin. Minimal, satu minggu sekali ban bisa dicek agar tetap sesuai dengan rekomendasi pabrikan motor. Sebab, kondisi jalan yang bergelombang bisa mengurangi tekanan angin.
"Kalau saran saya sebaiknya serutin mungkin. Paling enggak seminggu sekali. Karena kita enggak tahu tekanan yang kita lalui di jalan," ujar Bayu.
Country Sales & Marketing 2Wheels Division PT Michelin Indonesia, Bayu Surya Pamugar Sugeng mengatakan, tekanan angin yang berlebihan membuat fungsi ban hilang. Sebab, karet ban akan merenggang karena ban berkembang tidak seharusnya.
"Tekanan angin penting untuk keamanan. Tekanan angin yang berlebihan membuat fungsi ban hilang. Karena dia memaksa karet ban berkembang tidak seharusnya. Sehingga kan dia menarik komponen yang sebenernya tidak didesain seperti itu," jelas Bayu.
Sebaliknya, tekanan angin yang kurang juga membuat ban tidak berumur panjang. Gesekan ban dengan tekanan angin yang kurang akan lebih besar.
"Kalau tekanan angin yang kurang itu membuat ban cepat habis. Karena dia lebih ketekan ke bawah. Makanya saran kita, seberapa pun bagus ban kalau tidak sesuai tekanannya itu tidak akan berfungsi maksimal," katanya.
Nah, Bayu juga menyarankan, tekanan angin harus dicek secara rutin. Minimal, satu minggu sekali ban bisa dicek agar tetap sesuai dengan rekomendasi pabrikan motor. Sebab, kondisi jalan yang bergelombang bisa mengurangi tekanan angin.
"Kalau saran saya sebaiknya serutin mungkin. Paling enggak seminggu sekali. Karena kita enggak tahu tekanan yang kita lalui di jalan," ujar Bayu.
0 komentar:
Posting Komentar