Sabtu, 09 Mei 2015

Wisata dan Budaya

Oleh : Roselyne Laurentza Theodora

Wisata I : Bukit Tangkiling



Wisatawan mendaki Bukit Tangkiling di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pemandangan indah bisa dinikmati dari tempat yang termasuk Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling dengan jarak 34 kilometer dari pusat Kota Palangkaraya itu. Puncak bukit berketinggian 197 meter dari permukaan laut itu dapat dicapai setelah pendakian sekitar 30 menit. Bukit Tangkiling adalah tujuan wisata unggulan.



Wisata II :  Pantai Merak Belantung Kalianda


Pantai Merak Belantung atau juga di kenal dengan pantai embe terletak di sebuah teluk kecil yaitu Teluk Belantung atau bersebelahan dengan Kalianda Resort. Pantai Merak Belantung ini dapat dicapai dalam waktu sekitar 45 menit dari Pelabuhan Bakauheni atau 1 jam dari kota Bandar Lampung.



Wisata III : Pegunungan Jayawijaya


Pegunungan Jayawijaya adalah deretan pegunungan yang terbentang di tengah provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua New Guinea di Pulau Irian. Ada 6 puncak di pegunungan Jayawijaya : Puncak Jaya (dahulu Puncak Carstenz Pyramide), Puncak Meren, Puncak Northwall, Puncak Ngga Pulu, Puncak Sudirman, dan Puncak Trikora. Puncak dengan salju abadi hanya ada di empat puncak pertama. Tapi sayang salju abadi ini mulai meleleh karena perubahan iklim global.


       
Wisata IV : Arung Jeram Sawangan


Anda akan diajak menaklukan arus dan bebatuan yang ada selama kurang lebih dua jam. Panjang lintasan sungai yang ditempuh adalah 9 km. Perjalanan akan dimulai di Resort River Park, Desa Sawangan. Selama di atas perahu, Anda bisa menikmati pemandangan rimbunnya pepohonan di tepi sungai. Jika beruntung, Anda juga bisa melihat monyet-monyet bergelantungan di atas pohon.



Wisata V : Kawah Ijen


Kawah Ijen merupakan sebuah pemandangan alam yang luar biasa menakjubkan di atas ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut. Kawah seluas 20 km yang dikelilingi dinding kaldera setinggi 300-500 meter ini siap membuat siapa pun yang menyaksikannya terperangah kagum.



Budaya 1 : Tradisi Perang Padang


Tradisi Perang Pandan diadakan setiap tahun di desa Tenganan, Karangasem. Para pemuda akan mengenakan pakaian adat Bali dan bertelanjang dada. Tradisi ini dimulai dengan acara keliling desa untuk meminta perlindungan serta keselamatan dalam menjalankan tradisi ini. Alat yang paling utama dalam tradisi Perang Pandan yaitu tameng atau perisai.



Budaya II : Budaya Menculik Gadis


Di Lombok, khususnya suku sasak terdapat tradisi “menculik” gadis. Tradisi ini termasuk budaya di Lombok yang masih dijaga hingga sekarang. Namun, tidak sembarangan gadis yang bisa diculik. Gadis yang akan diculik tentu harus gadis yang memang mencintai laki-laki yang akan menculiknya.



Budaya III :  Upacara Adat Badirian Pengantin Tebu


      Upacara Adat Badirian Pengantin Tebu merupakan salah satu upacara adat yang biasa dilaksanakan oleh salah satu satu masyarakat di Jawa Barat, tepatnya di daerah Pabrik Gula Jatiwangi dan Kadipaten Kabupaten Majalengka. Upacara adat ini biasa diselenggarakan pada Bulan April/Mei Sebagai rasa syukur atas hasil penanaman tebu yang diperoleh, selain itu sebgai simbol permohonan berkah dan keselamatan untuk memproses (menggiling) tebu menjadi gula, dan mohon berhasil lagi di masa mendatang.



 Budaya  IV : Tari Kipas Pakarena


Tari Kipas mungkin tidak asing lagi terngian di telinga kita, namun kita sedikit kalangkabut kalau di tanya asal mula tari kipas itu sendiri. Gowa, Sulawesi Selatan merupakan satu wilayah asal yang mengembangkan tari tradisional Kipas Pakarena, istilah pakarena diambil dari bahasa setempat “Karena” yang berarti main, Masyarakat Gowa merupakan masyarakat yang tinggal di daerah bekas kekuasaan kerajaan Gowa. Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu bukti kekuatan tradisi masyarakat Gowa yang masih dipercaya dan dipertahankan sebagai warisan budaya yang tidak ternilai harganya. 



Budaya V : Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi


Tarian yang menggambarkan tentang cerita asmara dan kepemimpinan yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwono X untuk menghormati serta mengenang ayah beliau, Sri Sultan Hamengku Buwono IX.








0 komentar:

Posting Komentar